Wanita malam disalahsatu kaffe Kota Pontianak -Radar Online
CATATAN PERJALANAN: Kalimantan siri 3

PAGI
itu saya disebuah cybercafe atau warnet (warung internet) di Kota
Pontianak. Saya ingin memasukkkan gambar-gambar yang saya ambil
di komplek keraton Kesultanan Pontianak, tetapi sudah hilang. Entah di mana salahnya. Penjaga internet kafe itu juga tak tahu atasinya.
Sedang sibuk-sibuk begitu tiba-tiba suatu suara mengejutkan saya, "Apa masalahnya Pak, kalau boleh, saya bisa tolong?"
Bila saya perhatikan ke wajahnya.. "Eh, macam kita pernah kenal!" Katanya.
Saya perkenalkan diri saya, rupanya beliau lebih mengenali saya lewat Blog Ibnu Hasyim. Belaiu adalah
Ardiansyah (..panggil saja Ade! katanya) adalah penulis media
LINTASNEWS.com. Bermulalah hubungan kami terjalin.
Banyak
maklmat-maklmat yang saya perolehi darinya. Terutama megenai berita
'pramunikmat' di kota itu. Atau kisah-kisah pelacuran..
Menurutnya,
"Nyatanya
prostitusi tetap diatas relnya dan melaju dengan pesat mengikuti
pembangunan tanpa mampu diikuti atau dihadang hukum dengan penegak
hukum sebagai pelaksananya. Saat ini kita tidak bisa menutup mata,
tingginya angka prostitusi tanpa lokalisasi, di Kota Pontianak.
"Membuat para wanita penghibur berkeliaran dan bertaburan hampir
merata ditempat-tenpat hiburan di Kota Pontianak, baik diskotik, hotel
kelas menengah dan mewah sampai mall-mall pun dapat dengan mudah
kita temui mucikari yang mangkal-mangkal di
coffe house tertentu.
"Yang
lebih ironisnya lagi, tempat hiburan masyarakat, disekitar lapangan
Makorem atau Taman Alun Kapuas atau kantor Pos lama, dengan mudah
ditemui PSK dengan tarif yang terbilang murah yaitu berkisar Rp 20
ribu hingga Rp 50 ribu. (Rp 10 ribu,kira-kira RM2.80)
"Namun
untuk mendapatkan PSK yang berkelas pilihan PSK dibeberapa hotel
bahkan tempat prostitusi terselubung disekitar kawasan Mall Gajah
Mada juga menjadi pilihan para hidung belang berduit, yaitu dengan
tarif antara Rp 150 ribu hinga Rp 12 Juta untuk kategori (maaf,
Perawan)." Katanya.
Ertinya nilai tingginya harga penzina
atau pelacur tersebut ialah terletak kepada 'keperawanan', 'kegadisan'
atau 'dara' wanita itu. Gadis kecil (baru buka 'selaput dara')
ertinya baru pertamakali jadi pelacur, memang tinggi nilai harganya.
Malah pernah dibongkarkan, melalui diwawancara wartawan
LintasNews yang melakukan investigasi, terungkap nama
pejabat daerah menjadi langganannya. Langganan yang dimaksud bukan langganan menggunakan PSK biasa melainkan '
Beli perawan'.
“Wah
kita juga menyediakan stok perawan, malah langganan kita bukan
orang biasa, mantan pejabat seperti…. beberapa kali menjadi
pelanggan kami dan membayar dengan harga sekitar Rp 15 Juta,” cerita
dari wawancara wartawan
LintasNews tersebut.
Lain
lagi ketika wartawan melakukan investigasi di sekitar kantor Pos
lama Pontianak, ketika berada di daerah tersebut, wartawan ketika
itu didekati seorang wanita yang layak disebut 'ibu-ibu' dengan
badan yang gendut sekali langsung menawarkan tarif untuk kencan..
“Mau mas, 40 ribu aza,” jualnya. Namun wartawan mengelak dengan alasan tidak ada wang.
“Ya udah 20 ribu aza, kalau tidak pun Rp 10 ribu, mas ada berapa lah..” hadapnya berani.
"Ha.ha.
ha… mendengar banting harga tersebut, kamipun tersenyum dan
langsung buru-buru lari, “Takut euy, ungkap wartawan yang ikut serta
dalam investigasi.” Demikian wartawan
LINTASNEWS.com
Bersambung, insya Allah.